Produser : Handi Muljono
Sutradara : Nurhadie Irawan
Penulis : S Tidjab
Pemeran : Yoseph Hungan, Benny G Rahardja, Lamting, Elly Ermawati, Aspar Paturusi, Syarief Friant, Baron Hermanto
Sutradara : Nurhadie Irawan
Penulis : S Tidjab
Pemeran : Yoseph Hungan, Benny G Rahardja, Lamting, Elly Ermawati, Aspar Paturusi, Syarief Friant, Baron Hermanto
Produksi :
PT Kanta Indah Film
PT Kalbe Farma
PT Kanta Indah Film
PT Kalbe Farma
Sumber : Film Indonesia
Sinopsis :
Kisah mengambil latar belakang runtuhnya Singasari dan munculnya Kediri.
Mula-mula kisah tentang kakak-beradik Arya Dwipangga (Baron Hermanto),
yang senang olah sastra dan Arya Kamandanu (Benny G. Rahardja), yang
asyik olah silat. Pacar Kamandanu direbut oleh Dwipangga. Ia lari dan
diperangkap masuk gua ahli senjata Empu Ranubaya dan dijadikan murid.
Ranubaya adalah kawan seperguruan Empu Hanggareksa, ayah Kamandanu. Cuma
dua empu ini bertolak belakang dalam sikap. Hanggareksa mengabdi raja
Singasari, Kartanegara (Aspar Paturusi), Ranubaya tidak mau. Kertanegara
kedatangan utusan Kubilai Khan dari Mongolia yang ingin menjalin
hubungan damai. Tawaran itu ditampik. Utusan Mongolia kecewa dan pulang
sambil menculik Empu Ranubaya (Yoseph Hungan). Di Mongolia Empu Ranubaya
sangat diperhatikan Kubilai Khan (Syarief Friant), dan disuruh membuat
pedang Naga Puspa. Hal ini membuat cemburu perwira tinggi lain. Mereka
merencanakan melenyapkan Empu Ranubaya. Untung ada kelompok lain yang
menyelamatkan Empu Ranubaya dan pedangnya, yaitu Lou (Lamting) dan
istrinya Mei Shin (Elly Ermawati), yang kemudian disuruh membawa pedang
itu dan terdampar di Jawa. Pedang lalu diperebutkan para pendekar
kerajaan Kediri yang baru saja dibangun menggantikan Singasari. Lou dan
Mei Shin dibantu oleh Kamandanu. Lou meninggal. Mei Shin berniat balas
dendam.
Posting Komentar